Thursday, December 30, 2004

:: TSUNAMI..EXPOSED ::

NOW just read this i got it from swedish paper - THEY ALREADY KNEW IT, MET
AND DISCUSSED about the INCOMING TSUNAMI but they REFUSED to inform the
PUBLIC!

Why ? Tourist !

It's high time we must liberate ourselves from white slave tourist
mentality!

AND OUR OWN MAINSTREAM MEDIA DID NOT EVEN DARE TO MENTION THIS FACT!

JUST THINK - THE TSUNAMI HITS PHUKET ISLAND AROUND 9.00 AM. BUT THE TSUNAMI
REACH AND HIT PENANG AND COASTAL KEDAH ONLY AT NOON AROUND 1.00 PM. THERE IS
4 HOURS GAP - ENOUGH WARNING TIME FOR US IN MALAYSIA TO EVACUATE EVERYBODY
IN PENANG AND COASTAL KEDAH TO A SAFER PLACE. BUT WHY NO EVACUATION WAS DONE
? WHY OUR BN GOVERNMENT IS SILENT ABOUT THIS FACT ?

AND WHY OUR MAINSTREAM MEDIA DID NOT REPORT ALL THIS ????

47 YEARS UNDER BARISAN NASIONAL REALLY MAKE ALL OF US DUMB, STUPID AND
COWARD !

read it.....

12/28/2004

Swedish paper reports tsunami warning halted out of concern for tourist
industry

Filed under: General - site admin @ 5:03 pm - Email This


Tsunami warning halted for tourist industry

This from the Swedish paper Expressen. Translation by RAW STORY excerpted
here.

Just minutes after the earthquake in the Indian Ocean on Sunday morning,
Thailand's foremost meteorological experts were sitting together in a crisis
meeting. But they decided not to warn about the tsunami out of courtesy to
the
tourist industry, writes the Thailand daily newspaper The Nation.

The experts got the news around 8:00 am on Sunday morning local time. An
hour
later, the first massive wave struck. But the experts started to discuss the
economic impacts when they discussed if a tsunami warning should be issued.

The primary argument against such a warning was that there had not been any
floods in 300 years. Also, the experts believed the Indonesian island
Sumatra
would be a cushion for the southern coast of Thailand. The experts also had
bad information; they thought the tremor was 8.1. A similar earthquake
occurred
in the same area in 2002 with no flooding at all.

One expert The Nation spoke with also noted that the department had only
four
earthquake experts among their 900-strong meteorological department.
A second told The Nation that a tsunamiwarning was discussed but that
because
of the risk, they opted not to issue a warning.

We finally decided not to do anything because the tourist season was in full
swing, the source said. The hotels were 100 percent booked. What if we
issued
a warning, which would have led to an evacuation, and nothing had happened.
What
would be the outcome? The tourist industry would be immediately hurt. Our
department would not be able to endure a lawsuit.

This story was first noted and originally translated at Democratic
Underground.

how can they risk the life of thousands???

Saturday, December 25, 2004

:: BLEUGH!SHE's DONE IT AGAIN ::

urgh!! tak habis2 menyusahkan orang!
kau tak balik aku yg kene bebel..
mama yg kene marah..
abah risau tunggu kau..
call pun tidak..
habis barang2 kat umah ni pecah
semua sebab kau tak bertanggung jawab..
sedarlah sikit..umur tu baru setahun jagung..
kau takkan boleh hidup sendiri tanpa mama ngan abah..


think before u act..jgn pentingkan diri sendiri

Monday, December 20, 2004

:: SAYANGILAH IBU KITA ::



*my mum and me..raya 2004


Ketika berusia setahun, ibu suapkan makanan
dan
mandikan kita., cara kita ucapkan terima kasih
kepadanya adalah dengan menangis
sepanjang malam.

Apabila berusia dua tahun, ibu mengajar kita
bermain., kita ucapkan terima kasih dengan lari
sambil ketawa terkekeh-kekeh apabila
dipanggil.

Menjelang usia kita tiga tahun, ibu
menyediakan
makanan dengan penuh rasa kasih-sayang, kita
ucapkan terima kasih dengan menumpahkan
makanan
ke lantai.

Ketika berusia empat tahun, ibu membelikan
sekotak pensil warna, kita ucapkan terima kasih
dengan menconteng dinding.

Berusia lima tahun, ibu membelikan sepasang
pakaian baru, kita ucapkan terima kasih dengan
bergolek-golek dalam lopak kotor.

Setelah berusia enam tahun, ibu memimpin
tangan
kita ke sekolah, kita ucapkan terima kasih
dengan menjerit: Tak nak! Tak nak!

Apabila berusia tujuh tahun, ibu belikan sebiji
bola. Cara kita ucapkan terima kasih ialah kita
pecahkan cermin tingkap rumah jiran.

Menjelang usia lapan tahun, ibu belikan aiskrim,
kita ucapkan terima kasih dengan mengotorkan
pakaian ibu.

Ketika berusia sembilan tahun, ibu menghantar
ke
sekolah, kita ucapkan terima kasih padanya
dengan ponteng kelas.

Berusia 10 tahun, ibu menghabiskan masa
sehari
suntuk menemankan kita ke mana saja, kita
ucapkan terima kasih dengan tidak bertegur
sapa
dengannya.

Setelah berusia 11 tahun, ibu membawa
menonton
wayang, kita ucapkan terima kasih kepadanya
dengan duduk di barisan berlainan bersama
kawan-
kawan.

Apabila berusia 12 tahun, ibu menyuruh
membuat
kerja sekolah, kita mengucapkan terima kasih
dengan menunggu ibu alpa untuk mudah
menonton TV.

Menjelang usia 13 tahun, ibu suruh pakai
pakaian
yang menutup aurat, kita ucapkan terima kasih
padanya dengan memberitahu pakaian itu tidak
sesuai pada zaman sekarang.

Ketika berusia 14 tahun, ibu terpaksa mengikat
perut untuk membayar yuran persekolahan dan
asrama, kita ucapkan terima kasih padanya
dengan
tidak menulis sepucuk surat pun.

Berusia 15 tahun, ibu pulang dari kerja dan
rindukan pelukan & ciuman, kita ucapkan terima
kasih dengan mengunci pintu bilik.

Setelah berusia 16 tahun, ibu mengajar
memandu
kereta, kita ucapkan terima kasih padanya
dengan
melanggar tembok.

Apabila berusia 17 tahun, ketika ibu sedang
menunggu panggilan penting, kita bergayut di
telefon sepanjang malam.

Menjelang usia 18 tahun, ibu menangis
gembira
apabila mendapat tahu kita diterima masuk ke
IPT, kita ucapkan terima kasih padanya dengan
bersuka-ria bersama kawan-kawan.

Ketika berusia 19 tahun, ibu bersusah-payah
membayar yuran pengajian, menghantar ke
kampus
dan mengheret beg besar ke asrama, kita
hanya
ucapkan selamat jalan pada ibu di luar asrama
kerana malu dengan kawan-kawan.

Berusia 20 tahun, ibu bertanya sama ada kita
ada
teman istimewa, kita kata, itu bukan urusan
ibu.

Setelah berusia 21 tahun, ibu cuba
memberikan
pandangan mengenai kerjaya, kita kata, Saya
tak
mahu jadi seperti ibu.

Apabila berusia 22-23 tahun, ibu membelikan
perabot untuk rumah bujang kita. Di belakang
ibu
kita katakana pada kawan-kawanPerabot
pilihan
ibu aku tak cantik, tak berkenan akuuu!

Menjelang usia 24 tahun, ibu bertemu dengan
bakal menantunya dan bertanyakan mengenai
rancangan masa depan, kita menjeling dan
merungut, Ibuuutoooolonglahhh..

Ketika berusia 25 tahun, ibu bersusah payah
menanggung perbelanjaan majlis perkahwinan
kita.
Ibu menangis dan memberitahu betapa dia
sangat
sayangkan kita, tapi kita ucapkan terima kasih
padanya dengan berpindah jauh.

Pada usia 30 tahun, ibu menelefon
memberikan
nasihat dan petua penjagaan bayi, kita dengan
megah berkata, itu dulu, sekarang zaman
moden.

Ketika berusia 40 tahun, ibu menelefon
mengingatkan mengenai kenduri-kendara di
kampong, kita berkata, Kami sibuk, tak ada
masa
nak datang.

Apabila berusia 50 tahun, ibu jatuh sakit dan
meminta kita menjaganya, kita bercerita
mengenai
kesibukan dan kisah-kisah ibu bapa yang
menjadi
beban kepada anak-anak.

Dan kemudian suatu hari, kita mendapat berita
ibu meninggal!! Khabar itu bagaikan petir!
Dalam
lelehan airmata, barulah segala perbuatan kita
terhadap ibu menerpa satu persatu.

*p/s Jika ibu masih ada, sayangi dia. Jika
telah meninggal, ingatlah kasih dan sayangnya.
Sayangilah ibu kerana kita semua hanya ada
seorang ibu.(posted by wira putih)

no matter wat happens i'll always love my mom!

Thursday, December 16, 2004

:: LAA ILAAHA ILLALLAH ::

Kubur itu gelap, cahayanya ialah Laa Ilaaha IllalLah. Jika diletakkan langit dan bumi di sebelah dacing, dan kalimah ini di sebelah yang satu lagi, pasti lebih berat lagi nilai kalimah 'Laa ilaaha illalLah' ini. Rasulullah saw. bersabda (mafhumnya):"Wahai manusia! Ucaplah 'Laa ilaaha illalLah', kamu pasti berjaya!" Marilah kita ucapkan kalimah ini: "Laa ilaaha illallah!" x 10 Setelah ucapkannya sebanyak 10 kali, panjangkan/fowardkan email ini kepada rakan-rakan anda untuk berkongsi ilmu ini. Bayangkan betapa besarnya pahala yang Allah sediakan, hanya untuk usaha kita yang sedikit ini Laa ilaaha illalLah.

Wednesday, December 15, 2004

:: TUITION ::

ARGH~!! new year coming..new challenge..new problem.This time its not school but tuition.this year im tutoring both my previous tutee and her brother. Problem is....her brother aint like the sister. His sister is more bright and a fast learner BUT the brother still cant read even though he's going to primary one next year and that's BAAAAADDDD news for me! How am i gonna teach him grammar, give him maths practice and all if he cant even read the instructions. im worried i wont be able to do a good job of tutoring him.

argh~!a HUGE responsibility is on my shoulder now...can i manage???
:: ME & SCHOOL ::

hmm...looks like this semester,things aren't so bad after all.Apart from thurs & fri (project day sux as usual)..schedule for the rest of the week is OK and im confident that i'll be able to pass RFME this time with the help of new friends and new lecturer (looks like they're more supportive than the previous ones)

gonna make it tru....

Sunday, December 05, 2004

:: 1 WEEK HOLZ....NOT! ::

hai~what a way to spend my one week holiday.Was down with fever..not some ordinary fever.kejap ok..kejap tak.pastu muntah2.seminggu pulak tu.thank god HE was there for me all the while.kesian die kene jage aku.hmm...i just hope our relationship will last.

thanks dear..i love you soo much!